Suara riuh teriakan
dan tepuk tangan telah terdengar diluar sana, dan itu semakin membuatku gugup.
Bandku akan menjadi band penutup dalam pertunjukan drama tahun ini, setelah
selama dua tahun aku menantikan saat-saat seperti ini. Saat-saat dimana bandku
bisa diakui kemampuannya. Tampil sebagai bintang penutup merupakan dambaan
setiap musisi, karena itulah saat dimana penampilan kami paling ditunggu. Dan
kini aku takut mengecewakan mereka, bagaimana jika penampilan kami tidak memuaskan
mereka semua?
“Chanyeol-a..”
seseorang menepuk bahuku dari belakang.
“Kau tenang saja,
kita pasti bisa melakukannya” aku hanya mengangguk menanggapi rekanku.
“Jika kau terlalu
gugup, pandanglah dia. Persembahkan ini untuknya..” aku tertegun mendengar
ucapannya.
Dia. Apakah dia
akan datang?
//Flashback
Jreng~ jreng ~ ~
Aku mendengar suara petikan gitar yang tak beraturan.
Kutolehkan kepalaku mencari sumber suara yang cukup membuat telinga sakit itu
berasal. Dia benar-benar tidak tahu cara memainkan gitar dengan benar.
Aku telah mengedarkan pandanganku kesekeliling lapangan
basket ini, tapi aku tidak menemukannya. Aku lalu melingkarkan handuk kecil
yang sedari tadi kupegang keleherku lalu beranjak dari lapangan.
“Kau mau kemana?” Jonghyun bertanya padaku dan hanya
kujawab dengan lambaian tangan.
Jreng jreng~ jreng ~ ~
Suara itu semakin terdengar saat aku keluar dari
lapangan, dan itu berasal dari belakang pohon oak besar penunggu sekolah ini.
“Kau benar-benar tidak bisa bermain gitar” aku mendekati
orang itu. Ia terlonjak kaget dari tempat duduknya, aku tahu aku
mengagetkannya. Ia menghembuskan nafas kesal sambil mendelik kearahku.
“Maaf..”
“Mau kuajari? Aku cukup mahir bermain gitar” tawarku
padanya tanpa bermaksud pamer sedikitpun. Aku mendekatinya dan duduk
disampingnya.
“Hm..tentu, jika kau tidak memasang tarif khusus” aku
langsung tergelak mendengar ucapannya, gadis ini cukup lucu.
“Tentu saja tidak” aku mengambil gitar yang berada
dipangkuannya dan mulai memetik gitar itu membuat sebuah nada.
Sejak saat itu setiap hari aku selalu mengajari gadis
itu, dia selalu menungguku dibawah pohon oak besar tempat pertama kali kami
bertemu. Aku sudah bersekolah disini selama dua tahun dan aku baru benar-benar
melihatnya sekarang, sungguh memalukan. Dan kini aku menyesali kebodohanku yang
baru mengenal gadis ini sekarang.
Aku mulai menyukai gadis ini. Bagaimana tidak, gadis ini
selalu membuatku berdebar kala ada didekatnya. Mata coklatnya selalu membuatku
merasa teduh saat melihatnya, dari luar ia terlihat dingin tapi saat kau berada
didekatnya kau akan selalu merasa hangat. Dibalik kata-katanya yang spontan itu
dia selalu bisa membuatku tertawa tanpa harus repot-repot membuat lelucon, dia
mempunyai hormon alami.
“Chanyeol-ssi”
“Hm..” aku sedang memetik gitarku asal.
“Sepertinya hari ini adalah hari terakhir kita bisa
berlatih bersama” aku menghentikan permainan gitarku, menatapnya.
“Kenapa?”
“ ” tidak ada jawaban dari gadis itu, dia hanya diam
menatapku. Aku bisa melihat matanya mulai membentuk lapisan bening tipis.
“Ada apa?” meskipun rasa canggung selalu menyapa, aku
benar-benar tidak rela jika kebersamaan ini diakhiri, hanya dengan cara ini aku
bisa bersamanya.
“Aku akan berangkat ke Belanda untuk mengikuti pertukaran
pelajar” dia menundukkan kepalanya. Aku terdiam dalam bisu.
“Maafkan aku baru memberitahumu sekarang” dia menatapku
sambil tersenyum, terdapat bekas basah dipipinya.
“Terima kasih sudah mengajariku selama ini...” dia
tersenyum untuk terakhir kalinya dan beranjak dari tempatnya meninggalkanku
bersama perasaan yang telah disemainya selama ini.
//
“Chanyeol-a, ayo!
Sudah saatnya kita tampil..” aku mengambil gitarku dan berjalan mengikuti Kang
Min Hyuk, teman tinggiku sang algojo drum itu.
Aku sangat ingin
menemuinya, mungkin bukan di Neverland tapi Netherland. Hatiku kembali
berdebar, di tempat ini kami kembali saling memandang dan seulas senyum muncul
dibibirku membalas senyuman yang selama setahun ini tak pernah kulihat. Aku berjalan kearah Baekhyun meminjam
sebentar standmic kesayangannya.
“I miss you, my baby boo...” pipinya
merona merah.
No comments:
Post a Comment