Monday, May 21, 2018

Jeongmal Mianhae | Korean Stuff Addict



Cast :  Cho Kyuhyun
            Cho Karin
Genre : Life
Rate : G
Disclaimer : This story belongs to me, please respect !

###

Seorang pemuda berjalan pelan menuju sebuah kamar yang sangat dikenalinya, dimana ia juga sering menghabiskan waktunya dulu sebelum sebuah pikiran kotor merusak hubungannya dengan pemilik kamar itu. Cho Kyuhyun, pemuda itu membuka pintu kamar dengan perlahan, menjaga agar tidak ada suara yang bisa mengganggu sang pemilik kamar itu.

Sekarang pintu kamar itu telah benar-benar terbuka, menampakkan seorang gadis yang terbaring diranjang kamar itu. Gadis yang bernama Cho Karin itu tengah tertidur, selimut tebal menutupi tubuh kecilnya. Kyuhyun mendekati gadis itu, duduk ditepian ranjangnya sambil terus memandangi wajah yang mirip dengannya, nyaris tak ada perbedaan diantara keduanya, mereka kembar.

Kyuhyun menyibakkan poni yang menutupi sebelah mata Karin lalu meletakkan punggung tangannya pada dahi Karin. Hangat, ternyata demamnya mulai menurun, tapi itu tetap tidak bisa menghilangkan perasaan bersalah pada diri Kyuhyun. Saudara yang sempat diacuhkannya itu terbaring seperti ini akibat kebodohannya dan keegoisannya.

Ia meraih tangan Karin dan menggenggamnya erat lalu melihat sekeliling kamar itu, tidak ada yang berubah masih sama seperti yang dulu. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia datang kemari, tunggu...matanya menangkap sesuatu yang menarik dimeja Karin. Sebuah kaset CD grub band kesukaannya, ia ingat dulu ia sangat menginginkan kaset ini namun sayang ia tak mendapatkannya. Ia mengambil CD itu dan menemukan sebuah surat yang terselip didalamnya.

###

“Wah...Maroon 5. Appa, bagaimana appa bisa tahu aku menginginkannya?” girang Kyuhyun saat membuka bungkusan yang ia dapatkan dari appanya.

“Apa? Kaset CD itu? Itu pesanan Karin, Kyuhyun-ah” jawab Appa Kyuhyun sambil membuka dasinya. Wajah pemuda itu tiba-tiba berubah menjadi masam, ia kecewa. Ia kira appanya tahu apa yang dia inginkan namun kenyataannya tidak, bahkan kaset game yang dimintanya pun tidak dipenuhi. Sedangkan Karin...ia mendapatkan semua yang ia inginkan, CD ini dan satu lagi jam tangan. Walaupun ia juga mendapatkan jam tangan yang sama namun tetap saja appanya tidak adil.

“Kyuhyun-ah, tolong berikan itu kepada Karin. Appa ingin beristirahat” Appa Kyuhyun tersenyum sambil mendorong tubuh anak laki-lakinya keluar dari kamarnya. Dengan kesal Kyuhyun menghampiri Karin dan menyerahkan bungkusan itu lalu pergi.

“Karin-ya, ini dari appa” Karin memandang Kyuhyun bingung, mengapa nada suara saudaranya itu sangat kesal?

###

Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi Karin, bukan hanya dirinya tapi Kyuhyun juga. Pada hari ini, 16 tahun yang lalu mereka terlahir kedunia dengan Kyuhyun yang pertama lalu Karin. Sebuah lengkungan kecil selalu tersungging dibibir gadis itu. Ia berlari kecil menghampiri kakaknya yang sedang bermain dikamarnya, seperti biasa Kyuyun selalu menghabiskan waktunya dengan bermain game.

Karin memasuki kamar Kyuhyun lalu duduk pada tepian ranjang Kyuhyun yang dekat dengan meja komputernya. Ia hanya diam sambil memandangi Kyuhyun, lengkungan kecil itu masih belum hilang dari bibirnya. Karin tahu Kyuhyun sangat tidak suka diajak bicara saat sedang bermain game, itu bisa mengganggu konsentrasinya.

“Ada apa Karin-a?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya.

“Hmm...Kyuhyun-a, saengil chuka!” ucap karin dengan semangat sambil menyerahkan sebuah benda kotak tipis yang sudah terbalut dengan pita. Kyuhyun menoleh, wajahnya tak menampakkan ekspresi apapun.

“Nde? Gomawo, selamat ulang tahun juga Karin-a” Kyuhyun kembali melihat layar kotak didepannya tanpa melihat perubahan ekspresi Karin, gadis itu terdiam. Ada apa dengan Kyuhyun? pertanyaan itu berputar dikepalanya, bahkan pemuda itu tidak melihat hadiah yang Karin berikan padanya.

“Kyuhyun-a, ini untukmu” Kyuhyun menoleh lagi, ia melihat hadiah yang diberikan Karin untuknya.

“Tidak usah Karin-a, aku sudah punya. Kau simpan untukmu saja” tolak Kyuhyun dengan menunjukkan barang yang sama, sebuah kaset CD Maroon 5 yang memang sama dengan milik Karin.

“Karin-a, bisakah kau keluar?!” pinta Kyuhyun yang lebih mirip sebuah usiran bagi Karin.

###
Saengil chukae hamnida...
Saengil chukae hamnida...
Saranghanun Kyuhyun oppa...
Saengil chukae hamnida...
Kyuhyun-a...ingat aku hanya akan mengucapkan oppa padamu sekali ini, kau hanya akan mendengarnya setahun sekali. Jadi simpan dan tanamlah dalam hatimu. Gomawo sudah mau menjadi kembaranku J
Kyuhyun-a, kau tentu tau CD ini. Kau sangat menginginkannya bukan? Begitu mendengar kau menginginkan CD itu tapi kau tidak bisa membelinya karena seperti biasa uangmu selalu habis untuk membeli CD game, aku mulai mengumpulkan uang Kyuhyun-a. Sebulan penuh aku menahan hawa nafsuku untuk tidak membeli comic untuk membelikannya untukmu...jadi simpanlah ini baik-baik.
Sekali lagi gomawo sudah mau menjadi kembaranku... Saranghae J

Kyuhun tersenyum membaca surat dari Karin, ternyata ini yang ingin disampaikan Karin pada dirinya. Dan betapa bodohnya dirinya yang tidak menerima hadiah dari Karin. Kembarannya itu rela berkorban untuknya namun apa balasan yang diberikannya.

Sebenarnya Kyuhyun bohong jika ia sudah mempunyai CD itu, ia hanya meminjam dari sahabatnya yang juga menyukai Maroon 5. Ia menjadi malu pada Karin dan juga dirinya sendiri yang telah melakukan kebohongan konyol. Ia melipat surat itu dan mengembalikannya keposisi semula, namun saat akan menyelipkan ia melihat ada surat lain dengan warna berdeda.

Kyuhyun-a, ada apa denganmu? Apa aku melakukan kesalahan?
Sungguh aku tidak tahu, kenapa akhir-akhir ini kau seperti menjauh dariku. Ku kira sejak kau memberikan bungkusan dari Appa, kau mulai berubah. Sampai akhirnya hari ini, hari dimana kita berulang tahun. Kau menolak hadiah pemberian dariku, bukankah kau sangat menginginkannya Kyuhyun-a? Bahkan kau seakan tidak ingin mengucapkan selamat ulang tahun untukku. Baiklah aku mulai menangis Kyuhyun-a, ku harap ini hanyalah sebuah leluconmu di hari ulang tahun kita. Ini benar-benar tidak lucu.
Akan kusimpan hadiah ini untukmu Kyuhyun-a....

###

Kyuhyun benar-benar menyesal atas sikapnya selama ini pada Karin, puncaknya pada hari ini saudaranya itu terbaring sakit diranjangnya. Apakah masih pantas ia dipanggil kembaran Karin? Bahkan ia tidak bisa merasakan perasaan Karin selama ini. Kembali teringang olehnya kejadian siang tadi.

Sebenarnya Kyuhyun sudah berniat meninggalkan Karin dengan keluar kelas terlebih dahulu, ia ingin pulang dengan pacar barunya. Jahatkah dirinya? Ia pergi tanpa pamit, tanpa memberitahu Karin, membiarkan gadis itu berlari seperti orang gila hanya untuk membuatnya berhenti melangkah.

#
Kyuhyun-ah tunggu!” teriak Karin saat melihat sosok Kyuhyun hampir keluar dari gerbang sekolahnya.

“Karin?” Kyuhyun berhenti, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya menunggu Karin yang berlari kearahnya. Kembarannya itu selalu saja berlari saat menghampirinya, pikirnya geli.

“Tak perlu berlari” kalimat itulah yang keluar dari mulut Kyuhyun begitu Karin sampai dihadapannya dengan nafas memburu. Karin hanya tersenyum menanggapi kembarannya. Mereka lalu berjalan beriringan keluar dari sekolah mereka. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka sampai Kyuhyun memanggil Karin.

“Karin-a” gadis itu hanya menoleh, menunggu apa yang akan dilontarkan Kyuhyun.

“Sepertinya aku hanya bisa mengantarmu sampai halte bus” lanjutnya, tak ada jawaban dari gadis itu yang terdengar darinya hanyalah suara aneh. Kyuhyun reflek melihat kembarannya, gadis itu bersin.

Apakah dia sakit? pikir Kyuhyun. Dilihatnya kembarannya sedang mengusap hidungnya yang tampak sedikit merah, dan tanpa menunggu aba-aba Karin bersin untuk kedua kalinya.

“Kenapa Kyuhyun-a? Kau mau kemana?” tanya Karin untuk mengalihkan perhatian Kyuhyun.

“Kau sakit?” tanya Kyuhyun tak memerdulikan pertanyaan Karin, tangannya terangkat lalu menempel pada kening gadis itu, sedikit hangat.

“Sepertinya aku harus mengantarmu sampai rumah. Ayo!” Kyuhyun menarik tangan kembarannya.

“Aku tidak apa-apa Kyuhyun-a” jelas Karin, langkahnya sedikit terseok dibelakang Kyuhyun. Namun kembarannya itu sama sekali tak mendengarkannya, ia bahkan belum menjawab pertanyaan Karin.

“Kau mau kemana Kyuhyun-a?” desak Karin pada Kyuhyun. Pemuda itu terdiam cukup lama membuat Karin jengah. Ia berdecak kecil menunggu Kyuhyun menjawab pertanyaannya. Ia sudah bosan dengan sikap Kyuhyun selama setahun ini.

“Aku ingin pergi dengan Joohyun” jawab Kyuhyun pada akhirnya di akhir-akhir batas kesabaran Karin.

“Oh...jadi,” perkataan Karin menggantung.

“Jadi kau meninggalkanku karena ingin pergi dengannya?” tanya Karin yang lebih mirip sebuah pernyataan.

“Hm...maafkan aku.” Hening tercipta diantara mereka, Karin menghela napas panjang.

“Baiklah, pergilah Kyuhyun-a. Joohyun pasti sudah menunggumu” Kyuhyun menoleh pada Karin

“Pergilah, aku tidak apa-apa! Tidak baik membuat wanita menunggu terlalu lama” tambah Karin pada akhirnya saat menangkap tatapan Kyuhyun yang seakan berkata “Kau sakit,"

Kyuhyun akhirnya berdiri, menatap Karin untuk memastikan apakah dirinya benar-benar harus pergi. Karin hanya mengangguk, pemuda itu hanya mengusap pundak kepala Karin pelan,

“Cepatlah pulang!”

#

Setelah kepergian Kyuhyun, Karin hanya duduk sendirian di halte menunggu bus yang biasa mengantarnya pulang. Bukan sendirian, hanya saja ia tidak mengenal siapapun disana. Ia tersenyum kecil, ia turut bahagia kembarannya sudah menemukan cinta pertamanya. Tapi tidak bisa dipungkiri pula bahwa ia kecewa, ia bahkan tidak tahu tentang kedekatan Kyuhyun dengan Joohyun. Diluar hubungan darah, ia tidak lagi mengenal sosok Kyuhyun.

Senyuman itu mendadak hilang ketika ia mendengar suara petir yang mengagetkannya. Hujan belum turun, seakan sebagai pembuka pementasan drama akan segera dimulai, petir itu memperingatkan semua orang untuk mencari tempat yang aman untuk berteduh dan menyaksikan sandiwara yang penuh dengan tangisan hujan. Akhir yang bahagia hanya datang ketika air mata itu mulai berhenti dan menampakkan sebuah pelangi kebahagiaan di akhir ceritanya.

Karin teringat jika saudaranya sedang tidak membawa payung, ah...bukan sedang, saudaranya itu memang tidak pernah membawa payung. Ah...tapi bagaimana jika Joohyun sudah membawa? Tapi tidak ada salahnya untuk mengkhawatirkan saudaranya sendiri. Ia lalu berdiri dan pergi dari halte, berlari kearah Kyuhyun tadi pergi.
###
“Annyeong...” teriak Karin begitu masuk ke dalam rumahnya.

“Kalian sudah pulang?” tanya eomma Karin tak kalah kencangnya dari Karin, maklum beliau sedang menyiapkan makan siang di dapur.

“Karin-a! Kenapa basah kuyup seperti ini? Mana Kyuhyun?” tanya eomma Karin tanpa jeda.

“Ah...aku lupa membawa payung eomma, Kyuhyun sedang pergi dengan Joohyun, pacar barunya” Karin tertawa

“Hya...jangan menggoda oppamu, kau sendiri kapan?” mimik wajah Karin kontras berubah, eommanya menanyainya seakan “kapan kau akan mengenalkan calon suamimu?”. Ah...yang benar saja.

“Cepat ganti baju dan keringkan rambutmu Karin-a, bagaimana bisa kau lupa membawa payungmu?” perintah eommanya sambil mengusap rambutnya dengan handuk kering.

“Ah...apa sifat Kyuhyun menular padanya? Dasar kembar...” gumam eomma Karin sambil melanjutkan aktivitas yang sudah dilakukannya sebelum Karin datang, Walaupun hanya bergumam, Karin bisa mendengarnya ia tersenyum kecil lalu pergi ke kamarnya.

###

Penyesalan semakin menggerogotinya, dadanya terasa tertohok dalam oleh bambu tumpul ketika mengingat eommanya mengatakan jika payung yang ia bawa adalah milik Karin, dan benar saja nama yang tertera pada gantungan payung itu adalah Cho Karin. Memang Cho Karin siapa lagi yang ia kenal selain kembarannya?

“Kyuhyun-a, kenapa baru pulang?” suara itu terdengar tajam ditelinga Kyuhyun. Pemuda itu mengerti jika eommanya marah padanya, ini sudah jam 8 lewat, terlalu larut dari jam yang ditentukan.

“Maafkan aku eomma, aku...”

“Bukankah itu payung Karin?” tanya eommanya yang melihat Kyuhyun menggenggam sebuah payung putih basah.

“Nde? Entahlah, seseorang memberikannya padaku” jawab Kyuhyun apa adanya. Eomma Kyuhyun tak percaya, ia sangat mengenali payung itu, payung putih dengan gambar teddy bear disepanjang tepiannya. Ia ingat, ia menghadiahkan itu pada Karin saat ulang tahunnya yang ke-9.

“Bisakah kau baca nama yang tertera pada gantungan itu?”

“Cho Karin” Kyuhyun menelan ludahnya sendiri berat, bagaimana bisa? Eommanya hanya tersenyum, dalam beliau mengerti sekarang.

“Kau tahu Kyuhyun-a? Tadi sore Karin pulang dengan keadaan basah kuyup” setelah mengatakan itu eomma Kyuhyun pergi.

“Aku memang bersalah padamu Karin” batinnya

“Maafkan aku” lirih Kyuhyun sambil mengusap tangan kembarannya lembut, ia terus mengusapnya sambil merebahkan diri disamping Karin. Malam ini ia hanya ingin bersama kembarannya, bersama saudaranya.

###

Matahari tampaknya sudah tak sabar untuk melakukan tugasnya kembali yang kemarin sempat terganggu olah datangnya hujan. Dengan semangatnya ia menyebarkan sinarnya hingga menembus celah-celah yang paling kecil sekali pun. Tak terkecuali kamar berwarna biru laut ini, sinar matahari itu berhasil menembus jendelanya dan menyalurkannya pada dua orang yang masih berkelana dalam mimpi mereka.

Entah karena sudah terlalu banyak tidur atau jengah terkena sinar matahari salah satu dari mereka mencoba untuk membuka matanya, perlahan sambil menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk kematanya. Ia berusaha menutupi kedua matanya dari sinar matahari yang tampaknya terlalu kuat dan hanya membuatnya bertambah pusing. Namun saat akan menarik tangannya, sebuah tangan lain ikut terangkat. Tangan itu menggenggam tangannya erat.

“Kyuhyun?” lirihnya bingung, bahkan suara itu hampir tak terdengar. Saat ini hanya ada satu pertanyaan yang ada dibenaknya. Sedang apa Kyuhyun disini? Tidur, tentu saja tidur karena matanya sempurna terpejam dengan damai. Namun kenapa dia tidur disini? Itulah yang ada dibenaknya.

“Kyuhyun-a??” Karin mencoba membangunkan kembarannya sambil menggerak-gerakkan tangan Kyuhyun yang menggenggamnya erat. Pemuda itu menggeliat kecil sambil berdeham terganggu. Tak butuh waktu lama, sepersekian detik berikutnya matanya mulai terbuka. Karin hanya menatap Kyuhyun dalam diam, ia tidak mau memulai pembicaraan.

“Eherm...kau sudah bangun?” tanya Kyuhyun dengan suara seraknya, suara yang selalu khas terdengar ketika ia bangun tidur. Tak ada jawaban dari Karin, gadis itu hanya merubah posisinya menghadap Kyuhyun, menyamankan dirinya untuk menatap oppanya. Heninglah yang tercipta, ayolah Kyuhyun kau harus memulainya, memperbaik semuanya.

“Karin-a” panggilnya sangat lembut

“Hmm..?”

“Kenapa kemarin kau tidak langsung pulang?” Karin tidak menjawab pertanyaan kembarannya dan malah mengalihkan pandangan dari Kyuhyun.

“Apa semalam kau tidur disini? Disampingku?” Ia mulai menatap Kyuhyun kembali.

“Hmm...”

“Kenapa?”

“Hanya ingin menemani saudaraku, memastikan adikku takkan mengigaukan namaku karena demam” jawab Kyuhyun tersenyum jahil.

“Jangan harap” mereka lalu tertawa

“Saengil chuka Karin-a, saengil chuka hamnida” ucap Kyuhyun tiba-tiba

“Hm??” Karin tampak kaget, ia bahkan tidak menyadari bahwa hari ini adalah ulang tahunnya. Ulang tahun mereka.

“Saengil chuka hamnida, aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkannya” lanjut Kyuhyun.

“Saengil chuka Kyuhyun-a”

“Maaf Kyuhyun-a, aku melupakan hari ini.” Sesal Karin, ia merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia melupakan hari ini?

“Hm...Karin-a, terima kasih hadiahnya”

“Hadiah?” ah...kenapa semua yang dikatakan Kyuhyun membuatnya bingung hari ini. Apa ini efek dari demamnya semalam? Namun sekarang ia bertambah kaget ketika Kyuhyun mengacungkan sebuah CD yang ia hadiahkan pada Kyuhyun setahun yang lalu.

“Karin-a, ayo kita pergi jalan-jalan!” ajak Kyuhyun semangat

“Kemana?”

“Kemana saja kau mau” Kyuhyun mulai beranjak dari ranjang Karin.

“Kau, tidak pergi dengan Joohyun?”

“Untuk apa? Hari ini adalah hari jadi kita, hanya kau dan aku” pemuda itu lalu menghilang dibalik pintu kamar Karin. Gadis itu tersenyum, ia rasa saudaranya sudah kembali. Oppanya telah kembali...


No comments:

Post a Comment