Cast : Cho
Kyuhyun
Cho
Karin
Genre : Life
Rate : G
Disclaimer : This story belongs to me, please
respect !
###
Seorang pemuda berjalan pelan menuju sebuah kamar
yang sangat dikenalinya, dimana ia juga sering menghabiskan waktunya dulu
sebelum sebuah pikiran kotor merusak hubungannya dengan pemilik kamar itu. Cho
Kyuhyun, pemuda itu membuka pintu kamar dengan perlahan, menjaga agar tidak ada
suara yang bisa mengganggu sang pemilik kamar itu.
Sekarang pintu kamar itu telah benar-benar
terbuka, menampakkan seorang gadis yang terbaring diranjang kamar itu. Gadis
yang bernama Cho Karin itu tengah tertidur, selimut tebal menutupi tubuh
kecilnya. Kyuhyun mendekati gadis itu, duduk ditepian ranjangnya sambil terus
memandangi wajah yang mirip dengannya, nyaris tak ada perbedaan diantara
keduanya, mereka kembar.
Kyuhyun menyibakkan poni yang menutupi sebelah
mata Karin lalu meletakkan punggung tangannya pada dahi Karin. Hangat, ternyata
demamnya mulai menurun, tapi itu tetap tidak bisa menghilangkan perasaan
bersalah pada diri Kyuhyun. Saudara yang sempat diacuhkannya itu terbaring
seperti ini akibat kebodohannya dan keegoisannya.
Ia meraih tangan Karin dan menggenggamnya erat
lalu melihat sekeliling kamar itu, tidak ada yang berubah masih sama seperti
yang dulu. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia datang kemari,
tunggu...matanya menangkap sesuatu yang menarik dimeja Karin. Sebuah kaset CD
grub band kesukaannya, ia ingat dulu ia sangat menginginkan kaset ini namun
sayang ia tak mendapatkannya. Ia mengambil CD itu dan menemukan sebuah surat
yang terselip didalamnya.
###
“Wah...Maroon 5. Appa, bagaimana appa bisa tahu
aku menginginkannya?” girang Kyuhyun saat membuka bungkusan yang ia dapatkan
dari appanya.
“Apa? Kaset CD itu? Itu pesanan Karin, Kyuhyun-ah”
jawab Appa Kyuhyun sambil membuka dasinya. Wajah pemuda itu tiba-tiba berubah
menjadi masam, ia kecewa. Ia kira appanya tahu apa yang dia inginkan namun
kenyataannya tidak, bahkan kaset game yang dimintanya pun tidak dipenuhi.
Sedangkan Karin...ia mendapatkan semua yang ia inginkan, CD ini dan satu lagi
jam tangan. Walaupun ia juga mendapatkan jam tangan yang sama namun tetap saja
appanya tidak adil.
“Kyuhyun-ah, tolong berikan itu kepada Karin. Appa
ingin beristirahat” Appa Kyuhyun tersenyum sambil mendorong tubuh anak
laki-lakinya keluar dari kamarnya. Dengan kesal Kyuhyun menghampiri Karin dan
menyerahkan bungkusan itu lalu pergi.
“Karin-ya, ini dari appa” Karin memandang Kyuhyun
bingung, mengapa nada suara saudaranya itu sangat kesal?
###
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi
Karin, bukan hanya dirinya tapi Kyuhyun juga. Pada hari ini, 16 tahun yang lalu
mereka terlahir kedunia dengan Kyuhyun yang pertama lalu Karin. Sebuah
lengkungan kecil selalu tersungging dibibir gadis itu. Ia berlari kecil
menghampiri kakaknya yang sedang bermain dikamarnya, seperti biasa Kyuyun
selalu menghabiskan waktunya dengan bermain game.
Karin memasuki kamar Kyuhyun lalu duduk pada
tepian ranjang Kyuhyun yang dekat dengan meja komputernya. Ia hanya diam sambil
memandangi Kyuhyun, lengkungan kecil itu masih belum hilang dari bibirnya.
Karin tahu Kyuhyun sangat tidak suka diajak bicara saat sedang bermain game,
itu bisa mengganggu konsentrasinya.
“Ada apa Karin-a?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan
pandangannya.
“Hmm...Kyuhyun-a, saengil chuka!” ucap karin
dengan semangat sambil menyerahkan sebuah benda kotak tipis yang sudah terbalut
dengan pita. Kyuhyun menoleh, wajahnya tak menampakkan ekspresi apapun.
“Nde? Gomawo, selamat ulang tahun juga Karin-a”
Kyuhyun kembali melihat layar kotak didepannya tanpa melihat perubahan ekspresi
Karin, gadis itu terdiam. Ada apa dengan Kyuhyun? pertanyaan itu berputar
dikepalanya, bahkan pemuda itu tidak melihat hadiah yang Karin berikan padanya.
“Kyuhyun-a, ini untukmu” Kyuhyun menoleh lagi, ia
melihat hadiah yang diberikan Karin untuknya.
“Tidak usah Karin-a, aku sudah punya. Kau simpan
untukmu saja” tolak Kyuhyun dengan menunjukkan barang yang sama, sebuah kaset
CD Maroon 5 yang memang sama dengan milik Karin.
“Karin-a, bisakah kau keluar?!” pinta Kyuhyun yang
lebih mirip sebuah usiran bagi Karin.
###
Saengil chukae
hamnida...
Saengil chukae
hamnida...
Saranghanun
Kyuhyun oppa...
Saengil chukae
hamnida...
Kyuhyun-a...ingat
aku hanya akan mengucapkan oppa padamu sekali ini, kau hanya akan mendengarnya
setahun sekali. Jadi simpan dan tanamlah dalam hatimu. Gomawo sudah mau menjadi
kembaranku J
Kyuhyun-a, kau
tentu tau CD ini. Kau sangat menginginkannya bukan? Begitu mendengar kau
menginginkan CD itu tapi kau tidak bisa membelinya karena seperti biasa uangmu
selalu habis untuk membeli CD game, aku mulai mengumpulkan uang Kyuhyun-a.
Sebulan penuh aku menahan hawa nafsuku untuk tidak membeli comic untuk
membelikannya untukmu...jadi simpanlah ini baik-baik.
Sekali lagi
gomawo sudah mau menjadi kembaranku... Saranghae J
Kyuhun tersenyum membaca surat dari Karin,
ternyata ini yang ingin disampaikan Karin pada dirinya. Dan betapa bodohnya
dirinya yang tidak menerima hadiah dari Karin. Kembarannya itu rela berkorban
untuknya namun apa balasan yang diberikannya.
Sebenarnya Kyuhyun bohong jika ia sudah mempunyai
CD itu, ia hanya meminjam dari sahabatnya yang juga menyukai Maroon 5. Ia
menjadi malu pada Karin dan juga dirinya sendiri yang telah melakukan
kebohongan konyol. Ia melipat surat itu dan mengembalikannya keposisi semula,
namun saat akan menyelipkan ia melihat ada surat lain dengan warna berdeda.
Kyuhyun-a, ada
apa denganmu? Apa aku melakukan kesalahan?
Sungguh aku tidak
tahu, kenapa akhir-akhir ini kau seperti menjauh dariku. Ku kira sejak kau
memberikan bungkusan dari Appa, kau mulai berubah. Sampai akhirnya hari ini,
hari dimana kita berulang tahun. Kau menolak hadiah pemberian dariku, bukankah
kau sangat menginginkannya Kyuhyun-a? Bahkan kau seakan tidak ingin mengucapkan
selamat ulang tahun untukku. Baiklah aku mulai menangis Kyuhyun-a, ku harap ini
hanyalah sebuah leluconmu di hari ulang tahun kita. Ini benar-benar tidak lucu.
Akan kusimpan
hadiah ini untukmu Kyuhyun-a....
###
Kyuhyun benar-benar menyesal atas sikapnya selama
ini pada Karin, puncaknya pada hari ini saudaranya itu terbaring sakit
diranjangnya. Apakah masih pantas ia dipanggil kembaran Karin? Bahkan ia tidak
bisa merasakan perasaan Karin selama ini. Kembali teringang olehnya kejadian
siang tadi.
Sebenarnya Kyuhyun sudah berniat meninggalkan
Karin dengan keluar kelas terlebih dahulu, ia ingin pulang dengan pacar
barunya. Jahatkah dirinya? Ia pergi tanpa pamit, tanpa memberitahu Karin,
membiarkan gadis itu berlari seperti orang gila hanya untuk membuatnya berhenti
melangkah.
#
“Kyuhyun-ah tunggu!” teriak Karin saat melihat sosok Kyuhyun
hampir keluar dari gerbang sekolahnya.
“Karin?”
Kyuhyun berhenti, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya menunggu
Karin yang berlari kearahnya. Kembarannya itu selalu saja berlari saat
menghampirinya, pikirnya geli.
“Tak
perlu berlari” kalimat itulah yang keluar dari mulut Kyuhyun begitu Karin
sampai dihadapannya dengan nafas memburu. Karin hanya tersenyum menanggapi kembarannya. Mereka lalu berjalan beriringan keluar dari sekolah
mereka. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka sampai Kyuhyun
memanggil Karin.
“Karin-a”
gadis itu hanya menoleh, menunggu apa yang akan dilontarkan Kyuhyun.
“Sepertinya
aku hanya bisa mengantarmu sampai halte bus” lanjutnya, tak ada jawaban dari
gadis itu yang terdengar darinya hanyalah suara aneh. Kyuhyun reflek melihat
kembarannya, gadis itu bersin.
Apakah
dia sakit? pikir Kyuhyun. Dilihatnya kembarannya sedang mengusap hidungnya yang
tampak sedikit merah, dan tanpa menunggu aba-aba Karin bersin untuk
kedua kalinya.
“Kenapa
Kyuhyun-a? Kau mau kemana?” tanya Karin untuk mengalihkan perhatian Kyuhyun.
“Kau
sakit?” tanya Kyuhyun tak memerdulikan pertanyaan Karin, tangannya terangkat
lalu menempel pada kening gadis itu, sedikit hangat.
“Sepertinya
aku harus mengantarmu sampai rumah. Ayo!” Kyuhyun menarik tangan kembarannya.
“Aku
tidak apa-apa Kyuhyun-a” jelas Karin, langkahnya sedikit terseok dibelakang
Kyuhyun. Namun kembarannya itu sama sekali tak mendengarkannya, ia bahkan belum
menjawab pertanyaan Karin.
“Kau
mau kemana Kyuhyun-a?” desak Karin pada Kyuhyun. Pemuda itu terdiam cukup lama
membuat Karin jengah. Ia berdecak kecil menunggu Kyuhyun menjawab
pertanyaannya. Ia sudah bosan dengan sikap Kyuhyun selama setahun ini.
“Aku
ingin pergi dengan Joohyun” jawab Kyuhyun pada akhirnya di akhir-akhir batas
kesabaran Karin.
“Oh...jadi,”
perkataan Karin menggantung.
“Jadi
kau meninggalkanku karena ingin pergi dengannya?” tanya Karin yang lebih mirip
sebuah pernyataan.
“Hm...maafkan
aku.” Hening tercipta diantara mereka, Karin menghela napas panjang.
“Baiklah,
pergilah Kyuhyun-a. Joohyun pasti sudah menunggumu” Kyuhyun menoleh pada Karin
“Pergilah,
aku tidak apa-apa! Tidak baik membuat wanita menunggu terlalu lama” tambah
Karin pada akhirnya saat menangkap tatapan Kyuhyun yang seakan berkata “Kau
sakit,"
Kyuhyun
akhirnya berdiri, menatap Karin untuk memastikan apakah dirinya benar-benar
harus pergi. Karin hanya mengangguk, pemuda itu hanya mengusap pundak kepala Karin
pelan,
“Cepatlah
pulang!”
#
Setelah
kepergian Kyuhyun, Karin hanya duduk sendirian di halte menunggu bus yang biasa
mengantarnya pulang. Bukan sendirian, hanya saja ia tidak mengenal siapapun
disana. Ia tersenyum kecil, ia turut bahagia kembarannya sudah menemukan cinta
pertamanya. Tapi tidak bisa dipungkiri pula bahwa ia kecewa, ia bahkan tidak
tahu tentang kedekatan Kyuhyun dengan Joohyun. Diluar hubungan darah, ia tidak
lagi mengenal sosok Kyuhyun.
Senyuman
itu mendadak hilang ketika ia mendengar suara petir yang mengagetkannya. Hujan
belum turun, seakan sebagai pembuka pementasan drama akan segera dimulai, petir
itu memperingatkan semua orang untuk mencari tempat yang aman untuk berteduh
dan menyaksikan sandiwara yang penuh dengan tangisan hujan. Akhir yang bahagia
hanya datang ketika air mata itu mulai berhenti dan menampakkan sebuah pelangi
kebahagiaan di akhir ceritanya.
Karin
teringat jika saudaranya sedang tidak membawa payung, ah...bukan sedang,
saudaranya itu memang tidak pernah membawa payung. Ah...tapi bagaimana jika
Joohyun sudah membawa? Tapi tidak ada salahnya untuk mengkhawatirkan saudaranya
sendiri. Ia lalu berdiri dan pergi dari halte, berlari kearah Kyuhyun tadi
pergi.
###
“Annyeong...”
teriak Karin begitu masuk ke dalam rumahnya.
“Kalian
sudah pulang?” tanya eomma Karin tak kalah kencangnya dari Karin, maklum beliau
sedang menyiapkan makan siang di dapur.
“Karin-a!
Kenapa basah kuyup seperti ini? Mana Kyuhyun?” tanya eomma Karin tanpa jeda.
“Ah...aku
lupa membawa payung eomma, Kyuhyun sedang pergi dengan Joohyun, pacar barunya”
Karin tertawa
“Hya...jangan
menggoda oppamu, kau sendiri kapan?” mimik wajah Karin kontras berubah,
eommanya menanyainya seakan “kapan kau akan mengenalkan calon suamimu?”.
Ah...yang benar saja.
“Cepat ganti baju dan keringkan rambutmu Karin-a, bagaimana bisa kau lupa membawa
payungmu?” perintah eommanya sambil mengusap rambutnya dengan handuk kering.
“Ah...apa
sifat Kyuhyun menular padanya? Dasar kembar...” gumam eomma Karin sambil
melanjutkan aktivitas yang sudah dilakukannya sebelum Karin datang, Walaupun
hanya bergumam, Karin bisa mendengarnya ia tersenyum kecil lalu pergi ke
kamarnya.
###
Penyesalan
semakin menggerogotinya, dadanya terasa tertohok dalam oleh bambu tumpul ketika
mengingat eommanya mengatakan jika payung yang ia bawa adalah milik Karin, dan
benar saja nama yang tertera pada gantungan payung itu adalah Cho Karin. Memang
Cho Karin siapa lagi yang ia kenal selain kembarannya?
“Kyuhyun-a, kenapa baru pulang?” suara itu terdengar tajam
ditelinga Kyuhyun. Pemuda itu mengerti jika eommanya marah padanya, ini sudah
jam 8 lewat, terlalu larut dari jam yang
ditentukan.
“Maafkan aku eomma, aku...”
“Bukankah itu payung Karin?” tanya eommanya yang melihat Kyuhyun
menggenggam sebuah payung putih basah.
“Nde? Entahlah, seseorang memberikannya padaku” jawab Kyuhyun
apa adanya. Eomma Kyuhyun tak percaya, ia sangat mengenali payung itu, payung
putih dengan gambar teddy bear disepanjang tepiannya. Ia ingat, ia
menghadiahkan itu pada Karin saat ulang tahunnya yang ke-9.
“Bisakah kau baca nama yang tertera pada gantungan itu?”
“Cho Karin” Kyuhyun menelan ludahnya sendiri berat, bagaimana
bisa? Eommanya hanya tersenyum, dalam beliau mengerti sekarang.
“Kau tahu Kyuhyun-a? Tadi sore Karin pulang dengan keadaan basah
kuyup” setelah mengatakan itu eomma Kyuhyun pergi.
“Aku
memang bersalah padamu Karin” batinnya
“Maafkan
aku” lirih Kyuhyun sambil mengusap tangan kembarannya lembut, ia terus
mengusapnya sambil merebahkan diri disamping Karin. Malam ini ia hanya ingin
bersama kembarannya, bersama saudaranya.
###
Matahari
tampaknya sudah tak sabar untuk melakukan tugasnya kembali yang kemarin sempat
terganggu olah datangnya hujan. Dengan semangatnya ia menyebarkan sinarnya
hingga menembus celah-celah yang paling kecil sekali pun. Tak terkecuali kamar
berwarna biru laut ini, sinar matahari itu berhasil menembus jendelanya dan
menyalurkannya pada dua orang yang masih berkelana dalam mimpi mereka.
Entah
karena sudah terlalu banyak tidur atau jengah terkena sinar matahari salah satu
dari mereka mencoba untuk membuka matanya, perlahan sambil menyesuaikan
intensitas cahaya yang masuk kematanya. Ia berusaha menutupi kedua matanya dari
sinar matahari yang tampaknya terlalu kuat dan hanya membuatnya bertambah
pusing. Namun saat akan menarik tangannya, sebuah tangan lain ikut terangkat.
Tangan itu menggenggam tangannya erat.
“Kyuhyun?”
lirihnya bingung, bahkan suara itu hampir tak terdengar. Saat ini hanya ada
satu pertanyaan yang ada dibenaknya. Sedang apa Kyuhyun disini? Tidur, tentu
saja tidur karena matanya sempurna terpejam dengan damai. Namun kenapa dia
tidur disini? Itulah yang ada dibenaknya.
“Kyuhyun-a??”
Karin mencoba membangunkan kembarannya sambil menggerak-gerakkan tangan Kyuhyun
yang menggenggamnya erat. Pemuda itu menggeliat kecil sambil berdeham
terganggu. Tak butuh waktu lama, sepersekian detik berikutnya matanya mulai
terbuka. Karin hanya menatap Kyuhyun dalam diam, ia tidak mau memulai
pembicaraan.
“Eherm...kau
sudah bangun?” tanya Kyuhyun dengan suara seraknya, suara yang selalu khas
terdengar ketika ia bangun tidur. Tak ada jawaban dari Karin, gadis itu hanya
merubah posisinya menghadap Kyuhyun, menyamankan dirinya untuk menatap oppanya.
Heninglah yang tercipta, ayolah Kyuhyun kau harus memulainya, memperbaik
semuanya.
“Karin-a”
panggilnya sangat lembut
“Hmm..?”
“Kenapa
kemarin kau tidak langsung pulang?” Karin tidak menjawab pertanyaan kembarannya
dan malah mengalihkan pandangan dari Kyuhyun.
“Apa
semalam kau tidur disini? Disampingku?” Ia mulai menatap Kyuhyun kembali.
“Hmm...”
“Kenapa?”
“Hanya
ingin menemani saudaraku, memastikan adikku takkan mengigaukan namaku karena
demam” jawab Kyuhyun tersenyum jahil.
“Jangan
harap” mereka lalu tertawa
“Saengil
chuka Karin-a, saengil chuka hamnida” ucap Kyuhyun tiba-tiba
“Hm??”
Karin tampak kaget, ia bahkan tidak menyadari bahwa hari ini adalah ulang
tahunnya. Ulang tahun mereka.
“Saengil
chuka hamnida, aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkannya” lanjut
Kyuhyun.
“Saengil
chuka Kyuhyun-a”
“Maaf
Kyuhyun-a, aku melupakan hari ini.” Sesal Karin, ia merutuki dirinya sendiri.
Bagaimana bisa ia melupakan hari ini?
“Hm...Karin-a,
terima kasih hadiahnya”
“Hadiah?”
ah...kenapa semua yang dikatakan Kyuhyun membuatnya bingung hari ini. Apa ini
efek dari demamnya semalam? Namun sekarang ia bertambah kaget ketika Kyuhyun
mengacungkan sebuah CD yang ia hadiahkan pada Kyuhyun setahun yang lalu.
“Karin-a,
ayo kita pergi jalan-jalan!” ajak Kyuhyun semangat
“Kemana?”
“Kemana
saja kau mau” Kyuhyun mulai beranjak dari ranjang Karin.
“Kau,
tidak pergi dengan Joohyun?”
“Untuk
apa? Hari ini adalah hari jadi kita, hanya kau dan aku” pemuda itu lalu
menghilang dibalik pintu kamar Karin. Gadis itu tersenyum, ia rasa saudaranya
sudah kembali. Oppanya telah kembali...
No comments:
Post a Comment